Pernah dengar gim World of Warcraft? Atau Ragnarok Online? Percaya atau tidak, selain genre sport, battle royale, MOBA, FPS; kita masih ada satu genre esports yang tidak kalah populer. Genre tersebut tidak lain adalah MMORPG. Sudah tahu belum apa itu MMORPG?
Genre MMORPG merupakan singkatan dari Massively Multiplayer Online Role-Playing Game. Sebelumnya, genre ini sempat booming banget di awal era kejayaan warnet, apalagi di Indonesia. RF Online, Atlantica, dan Lineage adalah beberapa judul gim yang sempat menghiasi tren ini, meski banyak juga gim yang tidak mampu bertahan.
Salah satu gim dari brand raksasa Blizzard, yaitu World of Warcraft (WOW), adalah salah satu gim yang tergolong sukses sejak perilisannya di tahun 2004. Kesuksesan tersebut tentunya datang dengan berbagai ekspansi menarik untuk memikat hati para pemainnya.
Nah, itu dia sedikit cerita mengenai WOW. Mari kita kupas apa saja yang ada di balik genre MMORPG ini!
Sejarah MMORPG
Secara definisi, MMORPG merujuk kepada sebuah permainan RPG (role playing game) yang dimainkan online secara beramai-ramai. Istilah ini pertama kali disebutkan oleh Richard Garriot saat meluncurkan gim bernama Ultima Online pada tahun 1997. Sebelum istilah ini digunakan, genre gim ini disebut dengan Multi User Dungeon (MUD).
Salah satu gim lawas nan legendaris yang bergenre MMORPG adalah Neverwinter Nights yang diluncurkan pada tahun 1991 secara online oleh AOL, dan dijalankan hingga 1997. Gim satu ini banyak terinspirasi dari boardgame Dungeons dan Dragons.
Tercatat bahwa Neverwinter Nights adalah gim multiplayer online pertama yang menggunakan tampilan visual grafis. Sebelumnya genre MUD hanya dimainkan seperti menggunakan command prompt Windows, atau terminal-nya Mac OS. Hanya berupa teks!
Melihat kesuksesan yang dibawakan Neverwinter Nights, pasar semakin yakin bahwa genre MMORPG ini memiliki tempat tersendiri di hati para gamer. Hingga hari ini, sudah tidak lagi jarang kita melihat genre MMORPG yang dimainkan di konsol, ataupun mobile.
Di Indonesia sendiri, gim MMORPG pertama adalah Nexus: the Kingdom of The Winds yang rilis pada tahun 1996. Gim hasil karya Nexon ini pertama kali dibawa ke Indonesia oleh BolehGame. Meski hanya bertahan hingga 2004, gim ini merupakan gim online pertama di Indonesia.
Karakteristik MMORPG
Sederhananya, genre ini sama seperti bermain gim RPG hanya saja dengan tambahan fitur online atau multiplayer. Di sini kamu nggak akan main hanya dengan NPC (non-playable character) saja, tetapi dengan ratusan hingga ribuan player dalam satu waktu.
Umumnya, untuk mengawali gim ini, di awal permainan kamu akan diarahkan untuk membuat seorang karakter beserta dengan ciri-cirinya (dan nama) yang nantinya akan menjadi representasi dirimu di dalam gim. Beberapa orang menyebut istilah karakter ini sebagai avatar.
Selain menentukan perawakan luar avatar kamu, genre MMORPG juga memberi kamu kebebasan untuk membentuk potensi avatar kamu sesuai kehendak kamu sendiri. Kamu bisa memilih jenis role, atau class, beserta dengan skill atau ability yang dimilikinya.
Tidak lupa juga masih ada banyak variabel lainnya dalam membentuk avatar impian kamu. Salah satunya adalah equipment yang digunakan. Kebebasan kamu dalam menentukan atribut karakter akan sangat mempengaruhi gameplay kamu.
Setelah selesai mendesain wujud avatar idealmu, kamu akan dituntun untuk melakukan beberapa aktivitas, seperti sesi tutorial. Setelahnya, kamu akan diberitahu mengenai quest atau misi-misi yang ada di dalam gim.
Hal yang menarik dari MMORPG ini adalah, kamu bisa menyelesaikan misi tersebut bersama dengan teman! Layaknya bersatu kita kuat, dengan bermain bersama teman, musuh kuat yang dihadapi tentu bisa dikalahkan lebih mudah daripada hanya dihadapi seorang diri.
Selain itu, kamu juga akan punya keseruan bersama dalam menyelesaikan misi bareng teman. Sambil menyelesaikan misi, karakter yang kamu mainkan juga akan bertambah kuat.
Untuk lebih mendukung fitur mabar (main bareng) ini, kamu juga akan difasilitasi dengan keberadaan suatu perkumpulan seperti klan, ataupun guild. Untuk jenis perkumpulan yang lebih kecil, umumnya akan disebut sebagai party.
Dengan adanya fitur guild atau clan ini, semangat berkompetisi pun menjadi muncul! Ya, untuk memperkaya sensasi bermain, sesama guild bisa saling berkompetisi! Ini yang nantinya menjadi cikal bakal esports dari genre MMORPG.
Tidak hanya clan war atau guild war, untuk level individu, ada juga fitur yang dikenal sebagai PVP (player vs. player), seperti yang bisa ditemukan di World of Warcraft. PVP juga bervariasi berdasarkan gimnya. Ada yang memfasilitasi hanya 1v1, 2v2, 3v3, ataupun 5v5.
Untuk gim MMORPG, sudut pandang yang digunakan adalah third-person perspective atau sudut pandang orang ketiga.
Agar kamu bisa sukses berkompetisi, hal yang mutlak dilakukan di genre ini adalah farming atau grinding. Sama seperti farming dalam genre MOBA, MMORPG juga mengenal istilah ini dengan sama persis.
Dengan berburu monster atau menyelesaikan misi, kamu akan mendapatkan EXP, gold, dan juga item. EXP untuk menaikkan level karakter kamu, gold untuk membeli berbagai perlengkapan yang kamu butuhkan untuk memperkuat diri; dan item untuk digunakan sesuai kebutuhan situasi.
Final Fantasy XIV Online
Hingga hari ini, gim MMORPG sudah banyak berevolusi. Sebagai contoh, Final Fantasy XIV Online hari ini telah memiliki segudang fitur apik, seperti cross-platform antara PC dengan konsol, pernikahan avatar, mini game, serta konten menarik untuk boss fight di late game.
Belum lagi Black Desert Online, yang hadir dengan inovasi sistem ekonominya, dimana kamu bisa membangun kerajaan kamu sendiri dan menugaskan para NPC untuk bekerja untukmu.
Akan tetapi, di samping itu semua, MMORPG tergolong genre gim yang kasual. Berbeda dengan gim lain, seperti Dota 2 ataupun Counter Strike yang memiliki batasan bermain untuk segera menghancurkan musuh.
Dalam genre MMORPG, kamu bebas untuk mengatur waktu kamu! Kamu bisa saja menghabiskan seluruh waktu kamu di dalam gim hanya untuk menggoda teman sepermainan kamu sambil nongkrong dalam sebuah bar.
MMORPG dan esports: PVP (Player Vs. Player)
Salah satu faktor yang mempengaruhi daya tahan sebuah game pada umumnya terletak pada inovasi sang pengembang dalam menciptakan ekosistem pendukung yang membuat gim tersebut tetap menarik untuk dimainkan.
Mendekatkan diri ke unsur kompetitif atau esports akan mampu menjaga umur gim dengan bertambahnya jumlah penggemar atau pemain, serta motivasi bagi pemainnya untuk terus berkarir dalam gim.
Tidak ada yang perlu diherankan juga bila MMORPG memenuhi syarat untuk berkompetitif, mengingat sudah ada banyak player sedari awal.
Butuh contoh? Tenang. Beberapa waktu yang lalu salah satu gim MMORPG dari franchise legendaris masa lalu, yaitu seri Ragnarok, melangsungkan sebuah pertandingan mobile esports yang bertajuk Ragnarok M: LAN PARTY & E-SPORT.
Hadiah yang ditawarkan dalam acara ini juga tidak tanggung-tanggung. Sama seperti turnamen esports lainnya yang menghadirkan prizepool sebesar ratusan juta rupiah, turnamen ini mempertemukan teamfight 5v5.
Konsep sederhana dari esports MMORPG ini adalah dengan menghadirkan mode PVP dengan tujuan utama mengeliminasi lawan melalui format pertandingan yang sudah ditentukan.
Selain PVP, masih ada lagi aspek esports yang bisa ditemukan dalam MMORPG, yaitu PVE!
MMORPG dan esports: PVE (Player Vs. Environment)
Konsep pertandingan PVE (player vs. environment) di sini tidak lagi mempertandingkan player dengan sesama player, melainkan dengan dungeon atau quest atau musuh yang dihadapi sambil berpacu dengan waktu.
Di genre ini lah esensi gim RPG benar-benar terasa dimana para pemainnya akan berlomba-lomba menguras otak demi mengatur strategi yang bisa menyelesaikan tantangan dengan cepat.
Mungkin sebagian orang masih awam dengan istilah PVE ini. Selain dikenal dengan player vs. environment, PVE juga bisa diartikan sebagai player vs. enemy.
Black Desert Online
Lebih dalam tentang genre PVE ini (dan sedikit melenceng dari MMORPG), kamu pasti masih ingat dengan gim-gim jadul, seperti Super Mario Bros, Contra, dan gim single player lainnya. Di game-game seperti ini para pemain hanya berfokus untuk menyelesaikan tantangan yang sejak awal sudah disediakan dalam gim, yaitu menghadapi para musuh NPC (non-playable character).
Nah di hari ini, konsep tersebut sudah berevolusi dan diadopsi ke dalam genre MMORPG, dimana kamu tidak lagi sendirian untuk menyelesaikan suatu quest (meskipun kamu bisa mencobanya sendirian dengan tingkat keberhasilan yang rendah), tetapi kamu bisa seru-seruan bareng teman bermain kamu, baik itu di dalam party, ataupun guild.
Sebagai contoh, World of Warcraft juga memiliki 2 model esports-nya. Salah satunya adalah mode dungeon yang bernama Mythic Dungeon. Di mode ini pemain dapat melakukan clearing lebih cepat daripada mode dungeon raid.
Para pemain akan dihadapi bermacam tantangan yang bisa diselesaikan dengan cepat. Berbeda dengan raid yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Perhitungan timer menjadi tolak ukur untuk menantang pemain yang lain untuk lebih cepat melakukan dungeon clearing-nya.
Intisari genre MMORPG
1. MMORPG dengan genre PVE berfokus terhadap melawan NPC atau menyelesaikan misi dalam gim. Berbeda dengan genre PVP yang berfokus melawan pemain lain.
2. MMORPG dengan genre PVE berfokus terhadap kecepatan waktu penyelesaian misi, sedangkan PVP berfokus hanya pada siapa yang memenangkan pertarungan.
3. Setting pertarungan PVP berorientasi pada arena atau base, sementara PVE bertempat pada jenis map yang terus berubah, atau bertingkat.
Sumber : Esportsnesia