Sepanjang sejarahnya esports, orang-orang selalu mengenal game yang diperlombakan dengan format player versus player. Dari Counter Strike, Dota 2, hingga Street Fighter dan StarCraft, semua pertandingan ini selalu diadakan dengan model yang sama, yaitu setiap tim atau player akan dipertemukan dalam beberapa babak pertandingan.
Pemenangnya pun akan dipertemukan lagi dengan pemenang dari babak paralel yang lain, hingga menyisakan seorang pemenang utama dari seluruh kontestan yang ada. Apakah variasi kompetisi dalam esports hanya terbatas pada model seperti ini?
Apakah inovasi baru dalam atmosfer kompetitif ini bisa dimunculkan? Pada tulisan kali ini, Esportsnesia hadir untuk memberitakan bahwa potensi esports tidak hanya terbatas pada genre seperti MOBA, FPS, RTS, atau TCG.
Coba diingat-ingat masa awal mula peluncuran video game di dunia. Genre-genre populer tersebut belumlah eksis. Game yang dirilis pada waktu itu, kebanyakan berfokus pada genre Player vs. Environment (PvE).
Sudah mulai familiar, belum?
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kalau ke depannya ada genre baru yang juga berpotensi untuk bisa menyusul sirkuit turnamen spektakuler seperti League of Legends World Championship?
Yuk, kita kupas lebih lanjut potensi genre PvE ini!
Sekilas tentang genre PvE
Bila pada umumnya esports berfokus pada konsep PvP (player versus player), seperti pada pertandingan PES atau Street Fighter; PvE berfokus pada player versus NPC (non-playable character) atau unit komputer dengan sebuah tujuan penyelesaian misi.
Di genre PvE, pemain tidak berlomba-lomba untuk mengalahkan satu sama lain, melainkan berkompetisi dengan permainan untuk mencapai sebuah objective secepat mungkin. Mereka yang menang adalah mereka yang dapat menyelesaikan misi secepat mungkin atau mereka yang memiliki skor tertinggi.
Untuk saat ini, jenis PvE yang paling mainstream adalah speedrunning. Sederhananya, model permainan ini memacu pemain untuk mencapai objective dalam gim secepat mungkin.
Penasaran dengan speedrunning? Yuk, nonton cuplikannya.
Unsur esports dalam PvE
Salah satu PvE yang menjanjikan untuk dimasukkan ke kategori esports mainstream, berasal dari game yang dibuat Blizzard, yaitu World of Warcraft (WoW). WoW yang awalnya hanya sebuah game MMORPG, ternyata memiliki sebuah potensi esports di dalam fitur permainannya.
Belakangan ini, WoW memiliki sebuah mode dungeon yang dinamakan “Mythic Dungeon”. Berbeda dengan mode dungeon raid yang sudah lama eksis, pada Mythic Dungeon ini, pemain akan menghadapi challenge–challenge yang bisa diselesaikan dalam waktu yang lebih pendek. Berbeda dengan raid yang membutuhkan waktu yang cukup lama.
World of Warcraft gameplay
Di samping itu, dalam Mythic Dungeon, dungeon-nya akan dibagi menjadi beberapa tahap, dan tiap tahap memiliki perhitungan timer yang berbeda. Dengan adanya variabel timer ini, Blizzard dapat membuat tolak ukur untuk menantang pemain yang lain untuk lebih cepat melakukan dungeon clearing-nya.
Konsep Mythic Dungeon ini bisa dikatakan sebagai modifikasi dari fitur raid yang sebelumnya sudah ada dan diminati oleh komunitas.
Esports, PvE, dan audiensnya
Jika dilihat sekilas, jumlah penonton untuk model speedrunning ini kalah jauh dibanding dengan penonton esports yang bertema PvP. Tapi, hal ini bisa diseimbangi dengan event besar yang diadakan sebanyak 2 kali setahun.
Event-event seperti Awesome Games Done Quick dan Summer Games Done Quick merupakan sarana untuk mendapatkan audiens. Selama seminggu lebih mereka berkumpul dan mencoba untuk membuat rekor menamatkan suatu game atau menyelesaikan suatu stage dalam waktu sesingkat mungkin.
Acara ini menarik banyak penonton dari Twitch yang ingin melihat game kesukaan mereka diselesaikan secepat mungkin.
Summer Games Done Quick tahun 2018 menjadi salah satu event yang paling banyak ditonton di Twitch berdasarkan jumlah durasi streaming-nya, yaitu 17,2 juta jam. Durasi tersebut pun diperingati sebagai salah satu event yang paling banyak ditonton di Twitch.
Beberapa bulan kemudian organisasi esports Method memulai streaming konten yang berorientasi pada World First yang berfokus pada penyelesaian dungeon di WoW.
Meskipun sebelumnya Method sudah aktif berpartisipasi di dungeon raid, ini adalah pertama kalinya ada organisasi yang tertarik untuk men-streaming proses dungeon clearing dari awal hingga akhir; dan tentunya menarik jumlah audiens yang sama besarnya dengan Games Done Quick.
Dengan kesuksesan streaming yang dilakukan Method, perhatian para pemangku kepentingan di dunia esports pun tertuju pada mereka. Red Bull dan Discord yang sebelumnya menjadi sponsor telah merasakan buah investasi mereka melalui brand viewership-nya.
Di balik potensi PvE
Saat ini, event bergenre PvE masih kurang terkenal dibandingkan event esports lainnya, seperti The International dari Valve. Kesuksesan Games Done Quick sendiri masih memiliki ketergantungan pada player yang mau melakukan speedrunning di acara ini, serta komunitas penggemarnya.
Sama halnya dengan World of Warcraft yang mengandalkan upaya organisasi esports yang berkecimpung di dalamnya. Masih sedikit dukungan yang didapat dari Blizzard itu sendiri.
Masa depan PvE
Dengan fenomena yang disebutkan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa ada kemunculan tren baru dalam esports. Berawal dari banyaknya peminat yang menonton PvE, serta komunitas yang mendukung kegiatan PvE; PvE hanya membutuhkan sedikit lagi dorongan untuk membuatnya menjadi sebuah sektor baru yang lukratif didukung oleh sponsor perusahaan besar.
Sumber : esportsnesia.com